🎈 Backpacker Ke Gunung Lawu Dari Jakarta

Sepertiitulah Informasi pengetahuan tentang perjalanan dari Jakarta menuju ke Gunung Binaiya via Desa Piliana, Maluku. bagi kalian yang ingin menjajal Gunung ini sebaiknya persiapkan dan rencanakan segala nya dengan baik, termasuk system logistik, skema jam perjalanan dan tentu fisik yang prima dan pengetahuan yang cukup dalam perjalanan serta Untukyang kesekian kalinya Backpacker Jakarta akan melakukan pendakian Gunung Lawu yang terletak di kabupaten Karanganyar Jawa Tengah, Dengan puncak tertingginya yaitu puncak hargo dumilah di ketinggian 3265 mdpl, yang menarik dari Gunung Lawu ini ada warung yang paling legend dan menjadi warung makan tertinggi di Indonesia yaitu warung Mbok OpenTrip Pendakian Gunung Lawu merupakan gunung tertinggi ke-4 di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.265 M atas permukaan laut yang terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Base Camp Jakarta Bekasi Solo Yogyakarta. Refund: Paling lambat h-30 sebelum tanggal keberangkatan. Reschedule: Sayamenggunakan Bus dari Jakarta hingga Terminal Bobotsari Purbalingga dengan harga Rp.100.000/orang. Sesampainya di Terminal Bobotsari, menuju ke Basecamp Bambangan Gunung Slamet menyewa angkot dengan harga Rp. 250.000/mobil(Dibagi jumlah rombongan) jikabelum terlalu gelap kita bisa melanjutkan perjalanan ke warung Mbok Yem, warung legendaris di Gunung Lawu. Warung Mbok yem persis di bawah puncak lawu. dari pos 5 ke warung Mbok Yem kurang lebih sekitar 30 menit. Sebelum sampai ke warung Mbok Yem kita akan melewati sendang drajat yaitu sebuah mata air seperti sumur. Desember akhir tahun 2000 saya dan enam anggota kelas satu lainnya melakukan pendakian ke gunung tertinggi di Jawa Barat dan memilih jalur palutungan, karena dianggap lebih cocok untuk pendaki pemula. Saya berangkat pagi hari dari terminal cilembang tasikmalaya menumpang bus tujuan Cirebon dan berhenti di pertigaan cigugur kuningan. Akhirnyamemilih perjalanan ke Pulau Seribu, Kepulauan Seribu di Jakarta Utara. Pelabuhan muara angke tempatnya para backpacker untuk menyebrang ke Kepulauan Seribu. Harus cekatan dan sigap karena berjubel-jubel orang disini. Di Gunung Lawu ini dilarang memakai semua yg berwarna Ijo (Adat & Peraturan). Keduagunung ini punya tinggi yang hamper sama, yaitu sekitar 2200 meter mdpl. Gunung Sibayak berada di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara yang termasuk ke dalam jens stratovolcano atau gunung berapi aktif namun masih aman untuk dikunjungi. Nah, sebelum memutuskan untuk pergi ke sana, berikut ini ada tips mendaki Gunung Sibayak yang wajib Bentanganalam terdiri dari lembah, gunung, bukit, sungai, dataran rendah, dan pantai. Di Pulau Jawa, terdapat sejumlah bentang alam yang menguntungkan kehidupan masyarakat dan sektor pariwisata. Luas Pulau Jawa adalah 128.297 km persegi yang terbagi dalam enam provinsi. Provinsi di Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Di Perjalanankami disela rutinitas untuk menikmati dan menelusuri kegagahan panorama alam di Gunung Lawu, Jawa Timur.Lo juga bisa liat dokumentasi perjalanan g Pendakiangunung Lawu part 4 Backpacker Jakarta2-3 November 2019kisah unik sebelum pendakian,awal rencana memang pendakian ke gunung Lawu,akan tetapi beberap 4 Cetho Lawu. Salah satu jalur pendakian yang baru dikenal di gunung Lawu adalah melalui jalur candi Cetho. Jalur itu sebenarnya sudah ada sejak ratusan tahun silam mungkin, karena ada peninggalan purbakala candi Cetho didekatnya. Jadi mungkin, jalur ini sudah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit telah berkuasa di nusantara. iwCREnf. Hits 1 admin Komunitas Backpacker Jakarta adalah sebuah komunitas Travelling yang didirikan pada 5 April 2013 dan berpusat di Jakarta dan sekitaranya Bogor, Tanggerang, Bekasi dan Depok. Instagram backpackerjakarta Tiktok backpackerjakarta Twitter official_bpj Facebook backpackerjakarta Group Wa 081237395539 Sekilas Tentang Gunung Lawu Jika dibuatkan daftar gunung favorit untuk didaki yang ada di Pulau Jawa maka Gunung Lawu sudah pasti menjadi salah satunya. Gunung Lawu yang memiliki puncak ketinggian mdpl ini terletak di Pulau Jawa, Indonesia. tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan Jawa Timur. Gunung ini memiliki tiga puncak yakni Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan puncak tertinggi bernama Hargo Dumilah. Perjalanan Menuju Basecamp Cemoro Sewu Terdapat banyak jalur untuk menuju puncak Gunung Lawu. Namun yang paling menjadi favorit bagi para pendaki adalah Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang. Titik awal pendakian keduanya jaraknya saling berdekatan. Di cerita pendakian Gunung Lawu ini titik awal pendakian yang kami pilih adalah Cemoro Sewu. Baca juga Cara Menuju Gunung Lawu dari Jakarta Dulu, jika ingin ke basecamp Cemoro Sewu dari Jakarta. Para pendaki biasanya memilih naik kereta hingga ke Solo, turunnya bisa di Stasiun Solo Balapan atau Solo Jebres. Kemudian dilanjutkan naik bus dari Terminal Tirtonadi menuju Tawang Mangu menggunakan Bus Rukun Sayur. Selanjutnya naik mobil colt untuk ke Cemoro Sewu. Agak panjang perjalanannya karena harus estafet. Namun syukurlah saat ini untuk menuju basecamp Cemoro Sewu dari Jakarta sangat mudah karena sudah ada bus dari Jakarta yang langsung menuju kesana. Bus apa itu? Namanya Bus Sudiro Tungga Jaya STJ. Bus Sudiro Tungga Jaya melayani perjalanan dari Jakarta sampai ke Cemoro Sewu Source IG Kita bisa naik bus ini dari Jakarta. Pilihlah bus STJ dengan tujuan Magetan atau Tawang Mangu. Nantinya bus akan melewati lereng Gunung Lawu dan tentu saja melewati Cemoro Sewu maupun Cemoro Kandang. Jadi hanya dengan sekali naik bus, kita bisa langsung sampai ke basecamp. Mudah banget kan? Untuk ongkosnya sendiri jika naik bus ini adalah Rp harga ini sudah termasuk servis makan 1 kali. Bangku bus ini dilengkapi dengan leg rest, bantal selimut dan usb port charger. Jadi di perjalanan menuju Cemoro Sewu bisa digunakan untuk beristiraht dengan nyaman. Oh ya, jangan lupa smartphonenya diisi dayanya supaya tetap bisa update selagi masih ada sinyal. Untuk naik bus ini kita bisa memulai dari Terminal Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Jam keberangkatannya 1430 WIB. Adapun waktu tempuhnya dari awal keberangkatan sampai di Cemoro Sewu 14 jam perjalanan. Tiba di Basecamp Cemoro Sewu Masih dini hari, dingin dan sepi yang menyambut Ketika kami tiba di Basecamp Cemoro Sewu. Sebenarnya kami bisa saja beristirahat di dalam basecamp. Namun di dalamnya sudah terisi penuh dengan pendaki lainnya. Mungkin mereka sudah tiba di basecamp ini sore kemarin atau malam harinya. Pagi mulai datang, gelap terhapuskan terang. Kami bergegas mencari sarapan terlebih dahulu sebelum memulai pendakian. Seporsi nasi rawon menjadi sarapan kami pagi itu. Pendakian Jam 0830 WIB, kami memulai pendakian Gunung Lawu dari Cemoro Sewu. Disini kami harus membayar retribusi pendakian sebesar Rp per orangnya. Gerbang Cemoro Sewu, salah satu titik awal pendakian Gunung Lawu yang paling digemari pendaki Source IG djarot_eskha Selain membayar retribusi kami juga harus mengisi formular serta meninggalkan KTP. KTP-nya ini cukup satu saja yang ditinggalkan. Jika mendaki via Cemoro Sewu, jalur yang didaki berupa jalur bebatuan yang tersusun rapi, para pendaki seringkali menyebutnya jalur makadam. Awal pendakian jalurnya masih landai namun sedikit mendaki. Maksudnya belum ada tanjakannya yang bikin ngos – ngosan. Di tengah perjalanan terdapat pos pantau Cemoro Sewu, semacam tempat untuk beristirahat bagi para pendaki. Disini ada warung yang menjajakan makanan dan minuman ringan. Serta toilet dan musholla. 0930 WIB, Setelah kami mendaki selama kurang lebih 1 jam. Kami tiba di Pos 1 yang dikenal dengan nama Wes – wesan. Fasilitasnya ada warung, toilet dan mushola. Di warung kita bisa memesan makanan dan istirahat. Suasana Pos 1 Wes – wesan Source IG iirfan_marzuqi22 Kami tidak beristirahat di Pos 1, jadi hanya dilewati begitu saja karena perjalanan masih jauh. Dari Pos 1 ini, jalur mulai menanjak terus. Namun tidak begitu terjal. Tapi tetap saja bikin ngos – ngosan. 1120 WIB, kami tiba di Pos 2 Watu Gedheg. Pos ini tidak selengkap Pos 1 karena tidak ada toilet da mushola. Tapi tersedia warung dan shelter. Di pos ini kami berhenti untuk istirahat dan makan siang dengan bekal nasi telur dadar yang kami beli di warung sekitar basecamp Cemoro Sewu. Usai makan siang, kami melanjutkan pendakian. Kali ini jalurnya semakin menanjak. Cuaca di Gunung Lawu memang tidak menentu, waktu makan siang tadi hujan sempat turun kemudian reda. Setelah itu mulai cerah lagi, namun dalam waktu yang singkat turun kabut yang menghalangi pandangan. Disini banyak percabangan jalur yang nantinya saling bertemu. Kita bisa memilih jalur singkat namun sangat menanjak, atau “sedikit” lebih landai namun jaraknya lebih jauh. 1345 WIB, kami tiba di Pos 3 – Manis Rejo. Disini kami menjumpai beberapa tenda pendaki yang telah berdiri. Di pos ini hanya ada shelter dan tanah datar yang tidak begitu lapang. Kami tidak beristirahat di pos ini, kami terus mengayunkan langkah kaki menuju Pos 4. Jalur dari Pos 3 ke Pos 4 adalah jalur yang terbilang terjal. Banyak tanjakan yang menggoda untuk terus ngaso. Jalur antara Pos 3 dan Pos 4 Source IG sghmaulana_ 1500 WIB, kami tiba di Pos 4 – Watu Kapur. Angin, kabut dan burung Jalak Lawu menyambut kedatangan kami. Burung Jalak Lawu ini dikenal bersahabat dengan para pendaki Gunung Lawu. Ia akan terbang tepat dihadapan pendaki, Ketika kita mendekat, ia akan terbang dan hinggap di depan. Begitu seterusnya hingga sampai ke puncak. Kami terus berjalan menuju Pos Sendang Drajat dan di tengah perjalanan kami dihadang angin yang bertiup sangat kencang. Kami berlindung di sebuah pohon kecil dari terjangan angin, menunggu angin reda barulah kami kembali melangkah. 1625 WIB, kami tiba di Sendang Drajat. Disini terdapat sumber air yang bisa digunakan sebagai bekal air minum. Sebagai informasi, Sedang Drajat merupakan salah satu tempat yang disucikan di Gunung Lawu. Air Sendang ini dipercaya dapat memberikan khasiat bagi orang yang meminumnya. Terdapat bilik – bilik untuk mandi, karena para peziarah disarankan untuk menyiram badannya dengan air sendang ini dalam hitungan ganjl. Konon dengan mandi di Sendang Drajat maka derajad atau pangkat kita bisa naik Sendang Drajad Source IG khairihardi 1655, akhirnya kami tiba di Hargo Dalem. Pos ini adalah tempat paling ideal untuk mendirikan tenda. Karena banyak warung untuk membeli makanan, bahkan jika tidak membawa tenda kita juga beristirahat dan di dalam warung tersebut. Di pos ini juga ada warung Mbok Yem yang legendaris. Ia adalah pelopor warung di Gunung Lawu. Saat ini di Hargo Dalem telah berdiri warung lainnya. Suasana di Hargo Dalem Gunung Lawu Source IG fzrsp Di Hargo Dalem juga ada petilasan Prabu Brawijaya V, maka banyak juga pendaki Gunung Lawu yang bertujuan berziarah. Disini juga merupakan titik pertemuan antara jalur pendakia Cemoro Sewu, Cemoro Kandang dan Candi Cetho. 1700, kami istirahat di Warung Mbok Yem, melepas lelah dan lapar dengan seporsi nasi pecel telor yang dibanderol hanya dengan Rp Harga yang sangat terjangkau mengingat warung ini berada di ketinggian, pastinya butuh perjuangan lebih untuk membawa bahan – bahan seperti beras, sayur dan telur. Menuju Puncak 0530 WIB, kami memulai perjalanan menuju puncak Gunung Lawu. Kabut pagi yang basah menemani perjalanan ini. Jalur menuju puncak menanjak dengan kontur tanah berbatu. Kemudian jalur menjadi semakin rapat oleh rumput dan edelweiss. 0600 WIB, akhirnya kami tiba di Puncak Hargo Dumilah yang memiliki ketinggian 3265 mdpl. Disini kami berjumpa dengan para pendaki lainnya yang sedang menikmati suasana puncak Gunung Lawu. Mereka sangat bergembira padahal angin pagi itu bertiup kencang, membuat suasana menjadi lebih dingin. Tugu puncak Hargo Dalem Source IG imanime17 Setelah berfoto dengan tugu Hargo Dumilah, kami turun kembali ke Hargo Dalem. Kali ini cuaca menjadi bersahabat, angin masih berhembus namun tidak begitu kencang. Kami kembali makan dengan nasi pecel telur di warung Mbok Yem. Setelah itu berkemas untuk kembali turun melalui jalur yang sama. Kembali Turun ke Cemoro Sewu 0830 WIB, memulai perjalanan turun. Kami harus berjalan lebih cepat agar tiba di basecamp Cemoro Sewu jam 1200, sebab kami mengejar jadwal keberangkatan bus menuju Jakarta. Menurut informasi bus ini hanya sekali saja dalam sehari dan tiba di Cemoro Sewu jam 1300. 1240 WIB, kami sampai di basecamp Cemoro Sewu. Kami tidak sempat untuk beristirahat disini. Usai melapor ke petugas, kami langsung menyewa angkot menuju Terminal Tawangmangu. Sampai di Terminal Tawangmangu ternyata bus STJ-nya terlambat datang, syukurlah. Jadi kami masih sempat untuk makan siang disini sebelum berangkat. 1430 WIB, bus STJ yang akan kami naiki menuju Jakarta tiba. Dan kami pun berangkat kembali ke Jakarta. Selesai sudah catatan perjalanan pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu. Semoga bermanfaat dan menjadi gambaran untuk anda yang berminat untuk mendaki Gunung Lawu. Total Pengeluaran Untuk Pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu Tiket bus STJ Rp Logistik Rp Registrasi Pendakian Rp Sarapan di Cemoro Sewu Rp Bekal Nasi Telur Rp Gorengan + Kopi Mbok Yem Rp Nasi Pecel Telor Mbok Yem 2X Rp JAKARTA, - Gunung Lawu tak hanya memiliki pesona keindahanya yang menghipnotis. Namun, ada banyak jejak sejarah dan misteriyang masih belum terpecahkan. Baca Juga Gunung yang terletak di antara provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah itu rupanya telah menjadi saksi peradaban manusia sejak lama. Hal itu coba dibuktikan oleh peneliti asal, Jerman Franz Wilhelm Junghuhn. Dia pernah melakukan ekspedisi ke gunung yang memiliki ketinggian Mdpl itu. Junghuhn disebut memulai ekspedisinya pada 11 Mei 1838. Baca Juga Dia mengawali perjalanannya dari arah paling barat laut dari tiga anak gunung, yaitu Argo Blungko setinggi meter, kemudian Argo Tumiling lebih dikenal dengan nama Hargo Dumiling sekarang dengan ketinggian meter, juga disebut Argo Tiling, dan berakhir pada puncak tertingginya, Argo Dumilah di ketinggian Mdpl. Ekspedisi itu dicatatkan oleh Residen Madiun bernama Lucien Adam dengan judul, "Antara Lawu dan Wilis Arkeologi, Sejarah, dan Legenda Madiun Raya Berdasarkan Catatan Lucien Adam". Pada catatannya Junghuhn merekam bagaimana puncak tertinggi tersebut terletak tepat di perbatasan Madiun dan wilayah Surakarta. Junghuhn juga menyebutkan bahwa di tengah-tengah pada puncak Argo Blungko, yang diduga kuat kini Hargo Dalem terdapat sebuah lubang persegi yang besar, ujungnya tampaknya telah dibentuk oleh dinding dan oleh karena itu tampak seperti telah mendapatkan sentuhan seni. Kemudian di Hargo Dumiling, Junghuhn kembali mencatatkan bahwa ada lalu lintas manusia di sebagian besar area permukaannya yang kecil telah ditata lagi dalam bentuk ruang-ruang persegi yang ujung-ujungnya terdiri atas batu-batu kasar dan saling bertumpukan. Ketika sampai di lereng utara Dumilah, Junghuhn sekali lagi menemukan beberapa teras yang telah dibentuk manusia. Teras - teras ini hanya dikelilingi dengan bongkahan batu kasar yang bertumpuk di atas satu sama lain dan tidak memanjang sampai ke puncak. Follow Berita Celebrities di Google News Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis tidak terlibat dalam materi konten ini.

backpacker ke gunung lawu dari jakarta